
Pondok Gede, edukasinews.com- Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Islam As Syafi’iyah Prof. DR. H. Dailami Firdaus SH., LLM., MBA meresmikan Teater Mohammad Reza Hafis, Rabu 27 Agustus 2025.
Ruang teater berkapasitas 120 kursi tersebut terletak di Kampus 2 Universitas Islam As Syafiiyah (UIA), Jl. Raya Jatiwaringin, Pondok Gede. Ikut menghadiri peresmian para pimpinan UIA, diantaranya rektor Prof. DR. Masduki Ahmad SH., MH, para wakil rektor, dekan serta dosen dan mahasiswa. Tampak juga komedian terkemuka Indonesia, yang juga Ketua Umum Persatuan Artis Komedi Indonesia (Paski), Jarwo Kwat.
Dalama sambutannya, Dailami yang juga Wakil Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil DKI, mengatakan, pemberian nama Mohammad Reza Hafis pada teater yang megah dan modern tersebut adalah bentuk penghormatan kepada almarhum Abangnya, yang semasa hidupnya sangat peduli membesarkan kampus.
Dailami berharap, ruang teater tersebut dapat digunakan secara optimal, bukan saja sebagai untuk nonton film dan pertunjukkan kesenian tetapi juga untuk rapat.
“Ruang teater ini dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti videotron dengan layer LED yang cukup lebar. Bisa untuk konprensi jarak jauh, zoom dan nonton film. Saya berharap para pimpinan fakultas dapat memanfaatkannya demi kelancaran perkuliahan,” ujar Dailami.
Pada kesempatan itu diputar dua film besutan “Bang Dai” berjudul Sang Perampok dan Legenda Tanah Miring. Film bergenre “komedi silat” ini sangat menghibur, fresh dan khas Betawi.
Dalam film “Sang Perampok” diceritakan seorang jawara kawakan mengajak anak buahnya merampok rumah orang kaya yang baru saja mendapat duit. Dengan garangnya mereka mendatangi rumah tersebut. Tetapia apa lacur, saat berhadapan dengan pemilik rumah (Bang Dai), nyali sang perampok langsung ciut dan lemes. Dia akhirnya bukan merampok malah minjam duit untuk bayar kontrakan.
Sedankan film “Legenda Tanah Miring” adalah kesalahan informasi akut oleh seorang ‘calo tanah’. Bang Dai mau mencari tanah untuk membangun pesantren yang ‘harganya miring’ (murah). Tetapi sang calo malah mencarikan tanah yang benar-benar letaknya miring. Bablas deh komisi besar yang sudah ditangan.
“Sebenarnya saya sudah memproduksi 6 judul film seperti ini. Dan akan terus berproduksi secara bertahap. Lain kali bisa duputar sisanya,” ujar Dailami usai nonton bareng.*** (edu/ismail)
LEAVE A REPLY